Aset Sistem Informasi harus dilindungi melalui sistem keamanan yang
baik. Sebut dan jelaskan langkah-langkah utama pelaksanaan program
keamanan tsb.
Aset Sistem Informasi harus dilindungi melalui sistem keamanan yang
baik. Sebut dan jelaskan langkah-langkah utama pelaksanaan program
keamanan tsb
1. Prepare a project plan merupakan perncanaan proyek untuk tinjauan keamanan. meliputi;
a. Tujuan Review
b. Ruang Lingkup (Scope) Review
c. Tugas yang harus dipenuhi
d. Organisasi dari Tim Proyek
e. Sumber Anggaran (Pendanaan) dan
f. Jadwal untuk Menyelesaikan Tugas
2. identify assets atau identifikasi kekayaan, meliputi beberapa kategori asset, yaitu;
a. Personnel (end users, analyst, programmers, operators, clerks, Guards)
b. Hardware (Mainfarme, minicomputer, microcomputer, disk, printer,
communication lines, concentrator, terminal)
c. Fasilitas (Furniture, office space, computer rrom, tape storage rack)
d. Dokumentasi (System and program doc.,database doc.,standards plans,
insurance policies, contracts)
e. Persediaan (Negotiable instrument, preprinted forms, paper, tapes, cassettes)
f. Data/Informasi (Master files, transaction files, archival files)
g. Software Aplikasi (Debtors, creditors, payroll, bill-of-materials, sales, inventory)
h. Sistem Software (Compilers, utilities, DBMS, OS, Communication Software,
Spreadsheets)
3. value assets atau penilaian kekayaan. Parker
merupakan cara penilaian atas kekayaan yang hilang (lost), waktu periode
untuk perhitungan atas hilangnya kekayaan, dan umur asset.
4. identity threats atau identifikasi ancaman-ancaman,
Sumber ancaman External :
1. Nature / Acts of God
2. H/W Suppliers
3. S/W Suppliers
4. Contractors
5. Other Resource Suppliers
6. Competitors (sabotage, espionage, lawsuits, financial distress through
fair or unfair competition)
7. Debt and Equity Holders
8. Unions (strikes, sabotage,harassment)
9. Governments
10. Environmentalist (Harassment (gangguan), unfavorable publicity)
11. Criminals/hackers (theft, sabotage, espionage, extortion)
Sumber ancaman Internal :
1. Management, contoh kesalahan dalam penyediaan sumber daya, perencanaan dan control yang tidak cukup.
2. Employee, contoh Errors, Theft (pencurian), Fraud (penipuan), sabotase,
extortion (pemerasan), improper use of service (penggunaan layanan yg tidak sah)
3. Unreliable system, contoh Kesalahan H/W, kesalahan S/W, kesalahan fasilitas.
5. assess likehood or threats atau penilaian kemungkinan ancaman.
6. analysize exposure.
Tahap analisis ekspose terdiri dari 4 tugas yaitu :
1. Identification of the controls in place
2. Assessment of the reliability of the controls in place
3. Evaluation of the likelihood that a threat incident will be successful
4. Assess the resulting loss if the threat is successful
7. Ajust Contols
8. Prepare Security Report
Sabtu, 24 Januari 2015
PRETEST MANAJEMEN KONTROL DAN KEAMANAN
Untuk mengamankan suatu Sistem Informasi menurut anda apa saja yang perlu dilindungi?
Keamanan informasi memproteksi informasi dari ancaman yang luas untuk memastikan kelanjutan usaha, memperkecil rugi perusahaan dan memaksimalkan laba atas investasi dan kesempatan usaha. Manajemen sistem informasi memungkinkan data untuk terdistribusi secara elektronis, sehingga diperlukan sistem untuk memastikan data telah terkirim dan diterima oleh user yang benar. Yang perlu dilindungi dalam mengamankan sistem informasi menurut saya adalah :
Aset : Perlindungan aset merupakan hal yang penting dan merupakan langkah awal dari berbagai implementasi keamanan komputer. Contohnya: ketika mendesain sebuah website e-commerce yang perlu dipikirkan adalah keamanan konsumen. Konsumen merupakan aset yang penting, seperti pengamanan naman alamat ataupun nomor kartu kredit.
Analisi Resiko : adalah tentang identifikasi akan resiko yang mungkin terjadi, sebuah even yang potensial yang bisa mengakibatkan suatu sistem dirugikan.
Perlindungan : Kita dapat melindungi jaringan internet dengan pengaturan Internet Firewall yaitu suatu akses yang mengendalikan jaringan internet dan menempatkan web dan FTP server pada suatu server yang sudah dilindungi oleh firewall.
Alat : alat atau tool yang digunakan pada suatu komputer merupakan peran penting dalam hal keamanan karena tool yang digunakan harus benar-benar aman.
Prioritas : Jika keamanan jaringan merupakan suatu prioritas, maka suatu organisasi harus membayar harga baik dari segi material maupun non material. Suatu jaringan komputer pada tahap awal harus diamankan dengan firewall atau lainnya yang mendukung suatu sistem keamanan.
Keamanan informasi memproteksi informasi dari ancaman yang luas untuk memastikan kelanjutan usaha, memperkecil rugi perusahaan dan memaksimalkan laba atas investasi dan kesempatan usaha. Manajemen sistem informasi memungkinkan data untuk terdistribusi secara elektronis, sehingga diperlukan sistem untuk memastikan data telah terkirim dan diterima oleh user yang benar. Yang perlu dilindungi dalam mengamankan sistem informasi menurut saya adalah :
Aset : Perlindungan aset merupakan hal yang penting dan merupakan langkah awal dari berbagai implementasi keamanan komputer. Contohnya: ketika mendesain sebuah website e-commerce yang perlu dipikirkan adalah keamanan konsumen. Konsumen merupakan aset yang penting, seperti pengamanan naman alamat ataupun nomor kartu kredit.
Analisi Resiko : adalah tentang identifikasi akan resiko yang mungkin terjadi, sebuah even yang potensial yang bisa mengakibatkan suatu sistem dirugikan.
Perlindungan : Kita dapat melindungi jaringan internet dengan pengaturan Internet Firewall yaitu suatu akses yang mengendalikan jaringan internet dan menempatkan web dan FTP server pada suatu server yang sudah dilindungi oleh firewall.
Alat : alat atau tool yang digunakan pada suatu komputer merupakan peran penting dalam hal keamanan karena tool yang digunakan harus benar-benar aman.
Prioritas : Jika keamanan jaringan merupakan suatu prioritas, maka suatu organisasi harus membayar harga baik dari segi material maupun non material. Suatu jaringan komputer pada tahap awal harus diamankan dengan firewall atau lainnya yang mendukung suatu sistem keamanan.
Kamis, 15 Januari 2015
KURANGNYA PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG MENYEBABKAN GIZI BURUK
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan memanfaatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan manusia. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dari segala keterbatasannya. Teknologi adalah sebuah totalitas metode
yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi untuk memberikan
tingkat perkembangan dalam setiap bidang aktivitas manusia. Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok.
Lantas apa kaitannya antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan ? kemiskinan adalah salah satu perang yang dihadapi oleh bangsa-bangsa didunia. Berbagai macam cara diupayakan agar tidak ada lagi kemiskinan. Dengan adanya ilmu pengetahuan ekonomi yang mempelajari tentang perekonomian dan teknologi maka diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mengenai kemuiskinann yang terjadi hampir di setiap negara. Kasus :: Lebih dari 80 persen kasus gizi buruk berkaitan dengan kemiskinan, ketidakmampuan keluarga, dan faktor lain seperti keadaan lingkungan yang jelek, penyediaan air bersih yang kurang, tingkat pemdidikan, dan pengetahuan orang tua yang relatif rendah.
Hal ini terlihat bahwa sejak krisis terjadi tahun 1997, keadaan gizi kurang hanya 17,68 persen, gizi buruk 0,52 persen, dan tahun 1998 menunjukkan lonjakan tinggi, yakni gizi kurang meningkat 7,07 persen menjadi 24,76 persen dan gizi buruk meningkat 1,34 persen menjadi 1,86 persen.Dengan melihat kondisi itu, upaya pengentasan kasus gizi buruk harus dilakukan dengan penanganan yang lebih komprehensif dengan meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi dari sektor terkait. Keadaan kasus gizi buruk yang terjadi di Jateng pada tahun 2003 menunjukkan penurunan sebesar 0,55 persen dari 1,86 persen (1998) menjadi 1,31 persen. Perubahan yang terjadi pada kasus gizi buruk dari tahun ke tahun memang tidak sedrastis pada gizi kurang, meskipun demikian fluktuasinya menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Perkembangan keadaan status gizi masyarakat di jateng berangsur-angsur menunjukkan adanya perubahan yang mengarah pada keadaan lebih baik. Kondisi ini terlihat pada tahun 2003 yang status gizinya kurang sudah turun sebesar 12 persen dari sebanyak 24,76 persen menjadi 12,76 persen. Prevalensi gizi kurang khususnya pada balita yang dipantau melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG) pos pelayanan terpadu (posyandu) yang dilakukan secara rutin setiap tahun sekali menunjukkan penurunan signifikan. Solusi ::Solusi dalam penyelesaian kemiskinan seperti contoh kasus diatas dapat diatasi apabila pengetahuan masyarakat tentang gizi lebih baik. Dan teknologi dalam penyelesaian kasus gaizi buruk ini dapat terealisasi.
Refrensi:
http://mhoel.blogspot.com/2010/11/kemiskinan-gizi-akibat-kurang.html?m=1
Lantas apa kaitannya antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan ? kemiskinan adalah salah satu perang yang dihadapi oleh bangsa-bangsa didunia. Berbagai macam cara diupayakan agar tidak ada lagi kemiskinan. Dengan adanya ilmu pengetahuan ekonomi yang mempelajari tentang perekonomian dan teknologi maka diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mengenai kemuiskinann yang terjadi hampir di setiap negara. Kasus :: Lebih dari 80 persen kasus gizi buruk berkaitan dengan kemiskinan, ketidakmampuan keluarga, dan faktor lain seperti keadaan lingkungan yang jelek, penyediaan air bersih yang kurang, tingkat pemdidikan, dan pengetahuan orang tua yang relatif rendah.
Hal ini terlihat bahwa sejak krisis terjadi tahun 1997, keadaan gizi kurang hanya 17,68 persen, gizi buruk 0,52 persen, dan tahun 1998 menunjukkan lonjakan tinggi, yakni gizi kurang meningkat 7,07 persen menjadi 24,76 persen dan gizi buruk meningkat 1,34 persen menjadi 1,86 persen.Dengan melihat kondisi itu, upaya pengentasan kasus gizi buruk harus dilakukan dengan penanganan yang lebih komprehensif dengan meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi dari sektor terkait. Keadaan kasus gizi buruk yang terjadi di Jateng pada tahun 2003 menunjukkan penurunan sebesar 0,55 persen dari 1,86 persen (1998) menjadi 1,31 persen. Perubahan yang terjadi pada kasus gizi buruk dari tahun ke tahun memang tidak sedrastis pada gizi kurang, meskipun demikian fluktuasinya menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Perkembangan keadaan status gizi masyarakat di jateng berangsur-angsur menunjukkan adanya perubahan yang mengarah pada keadaan lebih baik. Kondisi ini terlihat pada tahun 2003 yang status gizinya kurang sudah turun sebesar 12 persen dari sebanyak 24,76 persen menjadi 12,76 persen. Prevalensi gizi kurang khususnya pada balita yang dipantau melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG) pos pelayanan terpadu (posyandu) yang dilakukan secara rutin setiap tahun sekali menunjukkan penurunan signifikan. Solusi ::Solusi dalam penyelesaian kemiskinan seperti contoh kasus diatas dapat diatasi apabila pengetahuan masyarakat tentang gizi lebih baik. Dan teknologi dalam penyelesaian kasus gaizi buruk ini dapat terealisasi.
Refrensi:
http://mhoel.blogspot.com/2010/11/kemiskinan-gizi-akibat-kurang.html?m=1
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI ( ANTARA ETNIS JAWA DAN CINA )
Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas
dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda.
Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik
yaitu :
1.Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai,
sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu
yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan.
Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu,
sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat :
1.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
2.Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam
diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka
untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.Para
taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma
kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai,
tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan
pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu
kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Mari kita lihat perilaku Diskriminasi Etnis Jawa Terhadap Cina
Untuk mengetahui diskriminasi etnis Jawa terhadap etnis Cina ini dapat dilihat dari 2 (dua) aspek yaitu : Diskriminasi langsung dan tidak langsung.
a). Diskriminasi langsung (Micro) Etnis Jawa Terhadap Cina
Kecenderungan terjadinya diskriminasi langsung (micro) orang Jawa terhadap orang Cina ini dapat terlihat dari jawaban beberapa pertanyaan berikut :
“Jika saya mempunyai hajat, saya akan mengundang tetangga, teman, atau kolega, walaupun mereka warga keturunan Cina”. Jawaban terhadap pernyataan ini adalah 35 % menyatakan setuju, 37 % ragu-ragu, dan 28 % diantaranya menyatakan tidak setuju. Artinya masih terdapat 28 % yang menyatakan tidak akan mengundang tetangga, teman, atau kolega, yang keturunan Cina.
Jawaban tersebut juga selaras terhadap pernyataan berikutnya “Saya tidak akan datang, jika diundang ke hajatan orang Cina”, terdapat 11 % yang menyatakan setuju, 36 % ragu-ragu, 53 % lainnya menyatakan tidak setuju. Artinya mayoritas orang Jawa masih tetap akan datang ke hajatan orang Cina, jika mereka diundang. Dari jawaban tersebut tampak, bahwa kecenderungan untuk berperilaku diskrimiatif secara langsung (micro) dari orang Jawa terhadap orang Cina sangatlah minim.
Hal ini juga terlihat dari perilaku sosial orang Jawa terhadap orang Cina, seperti yang terlihat dari pernyataan “Saya akan membantu, jika ada teman, tetangga atau kolega yang orang Cina sedang terkena musibah”. Terhadap pernyataan ini terdapat 91 % yang menyatakan setuju, 4 % ragu-ragu, dan hanya 5 % yang menyatakan tidak setuju. Demikian juga terhadap pernyataan “Saya tidak akan menjenguk jika ada teman, tetangga atau kolega yang orang Cina sedang menderita sakit”. Terhadap pernyataan ini mayoritas orang Jawa menyatakan tidak setuju, yakni 69 %. 16 % menyatakan ragu-ragu, dan 18 %-nya menyatakan setuju. Artinya mayoritas orang Jawa tetap akan menjenguk teman, tetangga atau koleganya yang warga keturunan Cina, ketika dia menderita sakit.
Demikian juga, tidak banyaknya kecenderungan orang Jawa untuk berperilaku diskriminasi terhadap orang Cina secara langsung (micro) tampak dari dari jawaban dari pernyataan berikut “Saya tidak akan membolehkan anak saya bergaul dengan anak orang Cina”, mayoritas orang Jawa menyatakan tidak setuju, yakni 61 %, dan 26 % ragu-ragu, hanya 13 % yang menyatakan setuju. Artinya mayoritas orang Jawa tetap membolehkan anaknya bergaul dengan anak orang Cina.
Namun demikian di bidang kesenian, masih nampak adanya kecenderungan untuk berperilaku diskriminasi dari orang Jawa terhadap orang Cina, yang hal ini terlihat dari pandangan bahwa “Barongsai adalah kesenian Tiongkok (Cina), dan orang Jawa seharusnya tidak ikut memainkannya”, terdapat 46 % yang menyatakan setuju, 27 % ragu-ragu, dan 27 % menyatakan tidak setuju. Walaupun realitas di lapangan banyak beberapa group kesenian barongsai, yang pemainnya beberapa diantaranya orang Jawa.
Dari beberapa data tersebut di atas menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku diskriminasi secara langsung (micro) dari orang Jawa terhadap orang Cina masih minim (walaupun masih ada). Hal ini juga selaras dengan jawaban mengenai sikap orang Jawa terhadap etnis Cina, yang menunjukkan bahwa mayoritas orang Jawa tetap suka berteman, bertetangga dan berbisnis dengan orang Cina.
Namun demikian menurut Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Jawa Tengah, di beberapa kasus memang masih sering terjadi diskriminasi secara langsung (micro) dari orang Jawa terhadap orang Cina. Sebagai contoh, terjadinya insiden kecelakaan yang dialami oleh orang Jawa dengan orang Cina. Belum tahu siapa yang salah, tetapi polisi sudah menganjurkan kepada orang Cina agar mengalah, karena orang Cina kan banyak duitnya. Perilaku seperti inilah yang juga tidak disukai oleh orang Cina terhadap orang Jawa.
Tidak hanya itu, orang Jawa yang muslimpun masih sering menunjukkan sikap dan perilaku yang diskriminatif terhadap Cina Muslim. Cina muslim seolah-olah disamakan dengan Cina yang bukan muslim. Hal ini dialami oleh Deni Cake (salah seorang Cina muslim di Semarang), walaupun dia muslim dari kecil, tetapi sikap dan perlakukan yang negatif masih diterimanya dari orang Jawa, seperti “Di Cinak-cinakke”, dikata-katain “Ono Cino Sunat”, “ono Cino mlebu masjid”, dan uangkapan-ungkapan lainnya.
dari kasus diatas baiknya kita menggunakan cara-cara berikut untuk pemecah konflik
1.Elimination;
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn
diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami
membentuk kelompok kami sendiri
2.Subjugation
atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.Mjority
Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan
menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi
4.Minority
Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan
untuk melakukan kegiatan bersama
5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.Integration;
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu
keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Kiranya bermanfaat untuk kita semua
Sumber :
http://fandyiain.blogspot.com/2011/01/prasangka-dan-diskriminasi-jawa-cina.html
http://widyaitaw.blogspot.com/2011/11/bab-9-prasangka-diskriminasi-dan.html
http://widyaitaw.blogspot.com/2011/11/bab-9-prasangka-diskriminasi-dan.html
Jumat, 09 Januari 2015
Fault Tolerance, Data Transaction & Replication
Secara umum, ada dua jenis fault
tolerant, yaitu fault tolerant secara hardware dan secara software. Untuk itu,
masing – masing Software dan Hardware harus di replikasi. Sehingga kalau
terjadi kegagalan / error maka yang lain akan menangani. Data dalam sistem
terdistribusi tidak boleh hilang, oleh karena itu copy dari data atau resource
lainnya tersebut disimpan secara redundan pada server lain, tapi tetap harus
dijaga konsistensi datanya. Hal ini memang berkaitan dengan replikasi.
Dengan membuat system terdistribusi yang fault tolerance maka Sistem harus bisa
mendeteksi kegagalan dan melakukan tindakan dasar sebagai berikut:
Salah satu tujuan dalam membangun
sebuah system terdistribusi adalah memungkinkan untuk melakukan improvisasi
terhadap kehandalan sistem. Ini dilakukan karena setiap system pasti akan
menemukan kesalahan atau gangguan. Sehingga perlu untuk dibuat pencegahan atau
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Availability: kalau mesin mati (down),
sistem tetap harus berjalan dengan jumlah layananan yang tersisa. Dalam
suatu sistem terdistribusi komponen dalam system yang sangat vital terutama
pada resources (critical resources) berjumlah seminimal mungkin. Yang
dimaksud dengan critical resources adalah komponen dalam system yang harus ada
untuk menjalankan sistem terdistribusi.
1.Mask the fault (menutupi kegagalan): tugas harus
dapat dilanjutkan dengan menurunkan kinerja tapi tanpa terjadi kehilangan
data atau informasi.
2.Fail Gracefully: membuat suatu antisipasi terhadap
suatu kegagalan ke suatu prosedur yang telah di rencanakan dan
memungkinkan untuk menghentikan proses dalam waktu yang singkat tanpa
menghilangkan informasi atau data.
Data Transaction
Adalah transaksi pengiriman ( Send –
Request ) ke sebuah Server-Host dengan alamat IP / IP adress dengan
Format ( Protokol ) Server-Host tersebut dengan harapan Server-Host melakukan
apa yang pengirim Inginkan dalam hal ini Server-Host atau Client. Sebagai
Contoh : Server – Host A atau Client mengirim sebuah data
kepada Server – Host B, Pengirim menginginkan sebuah data xxx agar
di proses oleh Server-Host – B lalu memberikan informasi dsb ke pada Pengirim
dalam hal ini ( Server – Host A atau Client ). Pada contoh di atas tentu
pengirim harus tahu kemana akan di kirim, yah itulah butuhnya sebuah ip
address, dengan ip adress tentu data yang kita kirim akan sampai ke tujuan yang
kita inginkan, pengiriman data dengan TCP/IP adalah baik, karena dengan
konsep protokol TCP/IP data yang kita kirim pasti sampai kepada tujuan yang
tepat, keculi memakai protokol UDP alias broadcast
REPLIKASI
Dalam
suatu system terdistribusi perlu adanya transparasi replikasi yaitu Sistem
bebas untuk menambah file atau sumber daya tanpa diketahui oleh user
(dalam rangkan meningkatkan kinerja). Salah satu segi kehandalan yang
diperlukan di dalam sistem terdistribusi adalah replikasi berkas. Sebuah berkas
yang direplikasi berarti memiliki beberapa replika berkas yang terletak di
lokasi yang berbeda. Sifat yang harus dipelihara oleh replikasi adalah tetap
dipandangnya replika-replika berkas oleh pemakai sebagai sebuah berkas tunggal
(replication transparency). Tujuan replikasi berkas pada sisem terdistribusi
adalah untuk meningkatkan unjuk kerja dan ketersediaan (availability) system.
Selain itu ada yang menyebutkan
bahwa Replikasi adalah proses menyalin dan memelihara objek database dalam
beberapa database yang membentuk suatu sistem database terdistribusi. Replikasi
dapat meningkatkan kinerja dan melindungi ketersediaan aplikasi karena data pilihan
alternatif akses ada. Sebagai contoh, sebuah aplikasi biasanya dapat mengakses
database lokal daripada server jauh untuk meminimalkan lalu lintas jaringan dan
mencapai kinerja maksimum.
Selanjutnya, aplikasi dapat terus berfungsi jika server
lokal mengalami kegagalan, tetapi server lain dengan data direplikasi tetap
dapat diakses. Dengan replication dasar, replika data memberikan akses
read-only ke tabel data yang berasal dari sebuah situs (master) primer.Aplikasi
dapat query data dari replika data lokal untuk menghindari akses jaringan
terlepas dari ketersediaan jaringan.Namun, aplikasi di seluruh sistem harus
mengakses data pada situs utama ketika pembaruan diperlukan.
Keuntungan dan kerugian dari replikasi
– Availability : jika satu site yang berisi
relasi r gagal, relasi r masih didapat di site yang lain. Sistem dapat
melanjutkan proses meskipun satu site mengalami kegagalan.
– Meningkatkan parallel : beberapa site dapat
memproses query terhadap r secara parallel. Semakin banyak ada replikasi, semakin
besar kesempatan data yang dibutuhkan ditemukan pada site dimana transaksi
dijalankan. Replikasi data meminimalkan pergerakan data di antara site.
– Meningkatkan overhead update: sistem harus
memastikan bahwa semua replikasi dari relasi r konsisten. Karena kalau tidak,
akan terjadi kesalahan komputasi. Di mana pun r di-update, update ini harus
disebar ke seluruh site. replikasi meningkatkan kinerja operasi baca dan
meningkatkan availability pembacaan data. Transaksi update meningkatkan
overhead. Masalah pengontrolan konkurensi update data yang direplikasi semakin
kompleks dari pendekatan terpusat. Cara sederhana adalah membuat salinan utama
dari r. Misal : di sistem perbankan, rekening dapat dihubungkan dengan site
dimana rekening tersebut dibuka.
2.Fail Gracefully: membuat suatu antisipasi terhadap
suatu kegagalan ke suatu prosedur yang telah di rencanakan dan
memungkinkan untuk menghentikan proses dalam waktu yang singkat tanpa
menghilangkan informasi atau data.
Model Sinkronisasi Dan Asinkronisasi
Sinkronisasi adalah Adalah satu kunci kerja dari komunikasi
data. Transmiter mengirimkan pesan 1 bit pada satu saat melalui medium ke
receiver. Receiver harus menandai awal dan akhir blok dari bit, juga harus
diketahui durasi untuk masing-masing bit sehingga dapat sample lajur dari
timing untuk membaca masing-masing bit (merupakan tugas dari timming).
Contoh : jika ada perbedaan misalkan 1 % (clock receiver 1%
lebih lambat atau lebih cepat daripada clock transmitter), maka pada
pensamplingan pertama akan meleset dari tengah bit dan setelah jumlah waktu
tertentu, akan mengalami error.
Sinkronisasi di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Asynchronous
Untuk
mencegah problem timming dengan tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak
putus putusnya. Bit-bit dikirim per-karakter pada setiap waktu yang mana
masing-masing karakter mempunyai panjang 5-8 bit. Timing atau synchronisasi
harus dipertahankan antara tiap karakter; receiver mempunyai kesempatan untuk
men-synchron-kan awal dari tiap karakter baru.
Keterangan gambar 4.1 :
- Idle (biasanya =‟1‟) jika tidak ada karakter yang ditransmisikan dan start bit = “0”, sedangkan jumlah karakter yang ditransmisikan antara 5-8 bit.
- Bit paritas digunakan untuk mendeteksi error, diatur oleh pengirim agar jumlah total „1‟ termasuk bit paritas adalah genap, dan stop bit = „1‟, yang panjangnya 1; 1,5; 2 kali durasi bit pada umumnya
- Komunikasi asinkron adalah sederhana dan murah, tetapi memerlukan overhead dari 2 ke 3 bit per karakter, prosentasi overhead dapat dikurangi dengan mengirimkan blok-blok bit besar antara bit start dan bit stop
2. Synchronous / timing
Lebih efisien, karena blok-blok karakter / bit-bit ditransmisikan tanpa kode start dan stop, tetapi tiap blok blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol informasi.Waktu kedatangan dan keberangkatan untuk masing-masing bit dapat diramalkan. Frame adalah data plus kontrol informasi. Format framenya tergantung dari metode transmisi, yaitu:
1. Transmisi orientasi karakter
- Blok-blok data dikerjakan sebagai barisan karakter (biasanya 8 bit karakter), frame dimulai dengan 1 atau lebih karakter sinkronisasi. Karakter sinkronisasi biasanya disebut dengan “SYN” yang merupakan bit pattern unik sinyal yang diterima penerima permulaan dari blok.
- Penerima kemudian merubah blok-blok data yang datang oleh karakter SYN dan menerima data sampai karakter postamble (informasi yang terletak pada bagian belakang blok data yang dikirimkan) terlihat dan begitu seterusnya
2. Transmisi bit.
- Blok-blok data dikerjakan sebagai barisan bit-bit, tidak ada data maupun informasi kontrol diperlukan untuk menginter-prestasikan dalam satuan karakter 8 bit
Perbandingan asinkron dan sinkron
- Untuk blok-blok data yang cukup besar, transmisi sinkronisasi jauh lebih efisien daripada asinkron. Transmisi asinkron memerlukan overhead 20 % atau lebih.
- Bila menggunakan transmisi sinkron biasanya lebih kecil dari 1000 bit, yang mengandung 48 bit kontrol informasi (termasuk flag), maka untuk pesan 1000 bit, overheadnya adalah 48 / 1048 X 100% = 4.6%
Contoh Model Sinkronisasi Pada
Komputer
Pada sinkronasi contohnya digunakan pada floopy, artinya
ketika anda menyalin sebuah file ke floopy, perubahan secara fisik langsung
ditulis ke floppy saat anda memberikan perintah copy
Dengan contoh daiatas, opsi ini membuat proses penyalinan ke
floopy mungkin dilakukan jauh setelah perintah copy anda berikan. Hal ini
tidaklah buruk, bahkan terkadang menjadi pilihan, dikarenakan misalnya jika
anda memindahkan floopy tanpa melakukan unmounting terlebih dahulu, file-file
yang disalin mungkin secara fisik belum masuk ke dalam floopy tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)